Taslim yang juga menjabat Ketua Komisi 1 yang membidangi pendidikan
tersebut memberikan dukungan terhadap wacana PTM yang dicetuskan Walikota
Sorong, Lambertus Jitmau. Ia merasa bahwa pembelajaran di Kota Sorong akan jauh
lebih efektif dengan adanya proses PTM.
“Saya mendukung PTM (pembelajaran tatap muka) karena jauh
lebih efektif dari PD (pembelajaran daring). Hal ini juga merespon kejenuhan
guru, orang tua dan murid yang selama ini melakukan pembelajaran daring yang
terpaksa dilakukan karena adanya Covid 19,” ujar Taslim.
Akan tetapi Muhammad Taslim menegaskan bahwa pembelajaran
dengan sistem tatap muka dapat dilakukan dengan disesuaikan SKB 4 menteri tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun
Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.
“Berdasarkan SKB 4 menteri bahwa PTM bisa dilakukan bila
keadaan Covid-19 daerah atau tempat sekolah pada zona kuning dan hijau, tetapi
kalau zona Orange dan merah tidak bisa PTM harus daring. Pak Wali sendiri sudah
memutuskan pelaksanaan PTM untuk Paud – SMP pada rapat koordinasi dengan DPRD Cq.
Komisi 1,” tegasnya.
Meski demikian pemerintah daerah tidak bisa mengabaikan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi jika penetapan proses pembelajaran tatap muka dilakukan.
“Sorong masih zona merah, jadi pasti akan ada kemungkinan
lonjakan pasien Covid dari klaster sekolah. Ini jadi catatan untuk walikota
sebagai Penanggung jawab utama harus melaksanakan PTM dengan menerapkan prokes
dengan ketat. Diperlukan juga pembentukan satgas Covid19 di tingkat distrik
dengan melibatkan RT, RW dan Kelurahan yang melakukan control penuh kepada
warga di sekitarnya,” ungkap pria paruh baya tersebut.
Ia pun menambahkan bahwa Dinas Pendidikan harus merumuskan
strategi paling efektif untuk pembelajaran tatap muka yang akan segera
dilaksanakan.
“Dinas Pendidikan harus punya strategi
paling efektif untuk antisipasi
pembelajaran tatap muka. Bila terjadi lonjakan positif Corona, atau
klaster baru sekolah, maka walikota harus menghentikan PTM dan kembali ke daring,”
ungkap dia.
Menyikapi pro dan kontra yang terjadi di masyarakat terkait
pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, Muhammad Taslim menyatakan bahwa
sekolah tidak bisa memaksa siswa dan orang tua wajib mengikuti PTM.
“Dalam PTM yang akan diberlakukan, sekolah tidak boleh
memaksa orang tua ataupun siswa untuk wajib mengikuti PTM. Bagi orang tua murid
yang memilih tidak ikut PTM dengan pertimbangan khawatir covid1-9 dan memilih
daring maka resikonya harus mendampingi
anaknya belajar daring di rumah seperti sebelumnya,” paparTaslim.
Sekolah sebagai pelaksana utama juga harus mempersiapkan
pelaksanaan pembelajaran tatap muka dengan ketat.
“Pihak Sekolah yang paling utama, harus menyiapkan peralatan
standar prokes covid 19 dan mengatur sistem pembelajaran yang meminimalisir
resiko penyebaran Covid 19 di sekolah,” pungkasnya. [Ay]
Post a Comment