Tanggapi Wacana Pembelajaran Tatap Muka, Legislator PKS: Walikota Sorong Harus Ketatkan Prokes Covid 19 di Sekolah


Sorong – Muhammad Taslim, legislator PKS Kota Sorong memberikan tanggapan atas rencana pembelajaran tatap muka yang akan diselenggarakan di Kota Sorong pada bulan Maret besok.


Taslim yang juga menjabat Ketua Komisi 1 yang membidangi pendidikan tersebut memberikan dukungan terhadap wacana PTM yang dicetuskan Walikota Sorong, Lambertus Jitmau. Ia merasa bahwa pembelajaran di Kota Sorong akan jauh lebih efektif dengan adanya proses PTM.

“Saya mendukung PTM (pembelajaran tatap muka) karena jauh lebih efektif dari PD (pembelajaran daring). Hal ini juga merespon kejenuhan guru, orang tua dan murid yang selama ini melakukan pembelajaran daring yang terpaksa dilakukan karena adanya Covid 19,” ujar Taslim.


Akan tetapi Muhammad Taslim menegaskan bahwa pembelajaran dengan sistem tatap muka dapat dilakukan dengan disesuaikan SKB 4 menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

“Berdasarkan SKB 4 menteri bahwa PTM bisa dilakukan bila keadaan Covid-19 daerah atau tempat sekolah pada zona kuning dan hijau, tetapi kalau zona Orange dan merah tidak bisa PTM harus daring. Pak Wali sendiri sudah memutuskan pelaksanaan PTM untuk Paud – SMP pada rapat koordinasi dengan DPRD Cq. Komisi 1,” tegasnya.


Meski demikian pemerintah daerah tidak bisa mengabaikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika penetapan proses pembelajaran tatap muka dilakukan.

“Sorong masih zona merah, jadi pasti akan ada kemungkinan lonjakan pasien Covid dari klaster sekolah. Ini jadi catatan untuk walikota sebagai Penanggung jawab utama harus melaksanakan PTM dengan menerapkan prokes dengan ketat. Diperlukan juga pembentukan satgas Covid19 di tingkat distrik dengan melibatkan RT, RW dan Kelurahan yang melakukan control penuh kepada warga di sekitarnya,” ungkap pria paruh baya tersebut.


Ia pun menambahkan bahwa Dinas Pendidikan harus merumuskan strategi paling efektif untuk pembelajaran tatap muka yang akan segera dilaksanakan.
“Dinas Pendidikan  harus punya strategi paling efektif untuk antisipasi  pembelajaran tatap muka. Bila terjadi lonjakan positif Corona, atau klaster baru sekolah, maka walikota harus menghentikan PTM dan kembali ke daring,” ungkap dia.


Menyikapi pro dan kontra yang terjadi di masyarakat terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, Muhammad Taslim menyatakan bahwa sekolah tidak bisa memaksa siswa dan orang tua wajib mengikuti PTM.

“Dalam PTM yang akan diberlakukan, sekolah tidak boleh memaksa orang tua ataupun siswa untuk wajib mengikuti PTM. Bagi orang tua murid yang memilih tidak ikut PTM dengan pertimbangan khawatir covid1-9 dan memilih daring maka resikonya harus  mendampingi anaknya belajar daring di rumah seperti sebelumnya,” paparTaslim.


Sekolah sebagai pelaksana utama juga harus mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka dengan ketat.

“Pihak Sekolah yang paling utama, harus menyiapkan peralatan standar prokes covid 19 dan mengatur sistem pembelajaran yang meminimalisir resiko penyebaran Covid 19 di sekolah,” pungkasnya. [Ay]

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post