KEKUATAN KOLABORASI
Bersatu kita teguh, bercerai kita
runtuh. Satu pepatah lama yang akan senantiasa relevan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Betapa tidak, pepatah yang singkat ini mempunyai makna
yang sangat luas tentang persatuan. Dalam konteks sejarah, Indonesia adalah
akumulasi dari kolaborasi perjuangan antar pahlawan dari masa ke masa hingga
berujung pada satu titik kemerdekaan yang kita sebut dengan proklmasi. Dimulai
dari perjuangan pahlawan perintis kemerdekaan, Pahlawan kemerdekaan nasional,
pahlawan proklamator dan pahlawan kebangkitan nasional. Bisa terngiang
ditelinga kita pekikan takbir dan merdeka Bung Tomo dalam menggelorakan
semangat kepahlawanan seluruh rakyat Indonesia ketika itu dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pekikan yang bertujuan untuk mengajak
semua elemen bangsa berkolaborasi dalam perjuangan. Agar Negara Indonesia tetap
berdiri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Banyak hal yang bisa kita
sebutkan sebagai hasil kolaborasi di negeri kita yang luas ini, diantaranya
yang paling monumental adalah candi Borobudur dan candi Prambanan yang sampai
pada posisi tujuh keajaiban dunia. Dalam konteks kekinian kita sulit membayangkan
seperti apa teknologi masa itu yang bisa membangun bangunan raksasa seperti
candi Borobudur dan candi Prambanan. Namun faktanya Candi Borobudur dan
Prambanan telah berdiri kokoh dan menjadi salah satu karya kolaborasi kebanggan
bangsa di kancah internasional. Yang jelas hal ini menunjukkan betapa
dahsyatnya kekuatan kolaborasi. Bagaimanapun dahsyatnya kekuatan individu,
kekuatan kolaborasi sangat jauh lebih dahsyat. Seokarno menyebutnya dengan
istilah gotong royong. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Begitu
pepatah lama menggambarkannya. Sebuah pekerjaan yang berat dan sulit akan
menjadi ringan jika dikerjakaan secara bersama-sama. Semangat kolaborasi tidak
boleh padam dalam konteks kenegaraan kita. Kekuatan kolaborasi adalah kunci
kemajuan dan keunggulan.
KOLABORASI KARYA
Sedikit demi sedikit lama lama
menjadi bukit. Masih tentang spirit pepatah lama yang tidak lekang oleh majunya
peradaban. Sebuah nasehat yang memberikan pembelajaran tentang makna
kolaborasi. Bahwa yang sedikit akan
membukit bila disatukan dengan yang sedikit lainnya. Dalam konteks karya, kita
bisa memaknainya karya-karya kecil akan menjadi karya besar bila
dikolaborasikan.
Ada banyak pemuda Indonesia yang
telah berkarya untuk negeri ini. Tapi
hasilnya belum terlihat kepermukaan untuk disandingkan dengan karya-karya anak
bangsa lainnya. Mungkin salah satu penyebabnya adalah skalanya yang masih
sangat kecil. Yang menyebakan sulit bersaing dengan karya besar lainnya. Sehingga
dibutuhkan untuk mengkolaborasikan karya putra bangsa yang sifatnya individual
menjadi karya kolektif agar skalanya bisa lebih besar, dan pada akhirnya bisa
muncul pada deretan karya nasional anak bangsa. Begitupun karya yang sudah sampai
pada level nasional harus terus dikolaborasikan agar bisa sampai pada kancah
internasional. Agar kelak bisa mengantarkan Indonesia menjadi Indonesia unggul
sesuai dengan cita-cita pemerintah.
Karena tidak bisa kita pungkiri
bahwa bangsa yang hari ini menjadi “bangsa raksasa” adalah mereka yang karyanya
telah menginternasional. Karya bangsanya ada dimana-mana. Sebut saja misalnya
UNILEVER milik inggris yang telah menjual produknya ke 190 negara diseluruh
dunia. DANONE milik Prancis. NESTLE milik Swiss dan berbagai produk raksasa
lainnya.
Jika Indonesia ingin menjadi
“bangsa raksasa”, maka secara sadar pemerintah pusat sampai pemerintah daerah
harus merangkul karya anak bangsa dan mengkolaborasikannya menjadi karya yang
lebih besar.
INDONESIA UNGGUL
Agar Indonesia unggul tidak
sekedar menjadi selogan yang terus diteriakkan. Istilah Indonesia unggul ini
harus dimulai dari perencanaan yang matang terhadap desaign persiapan SDM yang
unggul disemua sisi kehidupan. Indonesia harusnya bisa berdiri sejajar dengan
Negara maju lainnya jika dilihat dari sumber daya alamnya. Tapi karena sumber
daya manusia Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan Negara maju lainnya.
Sehingga sumber daya alam bangsa kita ini belum bisa dinikmati 100% oleh
manusia Indonesia. Sumber kekayaan bangsa masih banyak mengalir keluar negeri.
Minyak bumi, gas alam, batubara, nikel, emas masih dikelola pihak asing dengan
alasan minimnya SDM yang mumpuni dibidang itu. Seakan tidak ada upaya penyiapan
SDM yang dilakukan secara sistemik dan massif di negeri ini. Saya sendiri tidak
percaya dengan rendahnya kompetensi anak bangsa dalam mengelola sumber daya
alam yang ada. Bukankah Tuhan menjamin keseimbangan dalam hidup kita. Artinya
jika Tuhan menyiapkan sumber daya alam yang bisa dikelola sebagai sarana
kehidupan manusia. Pasti Tuhan juga akan membekali sumber daya manusia dengan
segenap potensi yang dibutuhkan. Masalahnya adalah sejauhmana negeri kita,
dalam hal ini pemerintah serius mempersiapkan SDM untuk mengelola SDA yang
melimpah ruah ini. Kondisi ini harus segera diakhiri jika kita ingin Indonesia
menjadi bangsa yang unggul.
Indonesia unggul dalam imajinasi
saya adalah Indonesia yang unggul dalam bidang pendidikan, budaya, teknologi,
ekonomi, politik dan militer. Ini bisa
dilakukan dengan memanfaatkan SDA dalam negeri untuk mendesign dan
mengembangkan SDM yang dibutuhkan negeri ini. Kita bisa memulainya dengan
mengerahkan potensi SDA untuk membiayai pendidikan agar kualitas pendidikan
mengalami peningkatan secara signifikan. Memperbaiki kualitas pendidikan
manuisa Indonesia secara sistemik dan massif adalah permulaan yang tepat untuk
mewujudkan Indonesia unggul. Meningkatkan dan mengembangkan SDM sesuai yang
dibutuhkan. Lalu mengkolaborasikan karya anak bangsa menjadi karya kolektif
akan membawa Indonesia terbang dilangitnya yang lebih tinggi.
Selamat hari Pahlawan nasional
2020!!!
Post a Comment