Kolaborasi Karya, Wujudkan Indonesia Unggul




Ditulis oleh Abdul Rauf, S.Pd.I


KEKUATAN KOLABORASI

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Satu pepatah lama yang akan senantiasa relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Betapa tidak, pepatah yang singkat ini mempunyai makna yang sangat luas tentang persatuan. Dalam konteks sejarah, Indonesia adalah akumulasi dari kolaborasi perjuangan antar pahlawan dari masa ke masa hingga berujung pada satu titik kemerdekaan yang kita sebut dengan proklmasi. Dimulai dari perjuangan pahlawan perintis kemerdekaan, Pahlawan kemerdekaan nasional, pahlawan proklamator dan pahlawan kebangkitan nasional. Bisa terngiang ditelinga kita pekikan takbir dan merdeka Bung Tomo dalam menggelorakan semangat kepahlawanan seluruh rakyat Indonesia ketika itu dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pekikan yang bertujuan untuk mengajak semua elemen bangsa berkolaborasi dalam perjuangan. Agar Negara Indonesia tetap berdiri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Banyak hal yang bisa kita sebutkan sebagai hasil kolaborasi di negeri kita yang luas ini, diantaranya yang paling monumental adalah candi Borobudur dan candi Prambanan yang sampai pada posisi tujuh keajaiban dunia. Dalam konteks kekinian kita sulit membayangkan seperti apa teknologi masa itu yang bisa membangun bangunan raksasa seperti candi Borobudur dan candi Prambanan. Namun faktanya Candi Borobudur dan Prambanan telah berdiri kokoh dan menjadi salah satu karya kolaborasi kebanggan bangsa di kancah internasional. Yang jelas hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya kekuatan kolaborasi. Bagaimanapun dahsyatnya kekuatan individu, kekuatan kolaborasi sangat jauh lebih dahsyat. Seokarno menyebutnya dengan istilah gotong royong. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Begitu pepatah lama menggambarkannya. Sebuah pekerjaan yang berat dan sulit akan menjadi ringan jika dikerjakaan secara bersama-sama. Semangat kolaborasi tidak boleh padam dalam konteks kenegaraan kita. Kekuatan kolaborasi adalah kunci kemajuan dan keunggulan.

 

KOLABORASI KARYA

Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit. Masih tentang spirit pepatah lama yang tidak lekang oleh majunya peradaban. Sebuah nasehat yang memberikan pembelajaran tentang makna kolaborasi.  Bahwa yang sedikit akan membukit bila disatukan dengan yang sedikit lainnya. Dalam konteks karya, kita bisa memaknainya karya-karya kecil akan menjadi karya besar bila dikolaborasikan.

Ada banyak pemuda Indonesia yang telah  berkarya untuk negeri ini. Tapi hasilnya belum terlihat kepermukaan untuk disandingkan dengan karya-karya anak bangsa lainnya. Mungkin salah satu penyebabnya adalah skalanya yang masih sangat kecil. Yang menyebakan sulit bersaing dengan karya besar lainnya. Sehingga dibutuhkan untuk mengkolaborasikan karya putra bangsa yang sifatnya individual menjadi karya kolektif agar skalanya bisa lebih besar, dan pada akhirnya bisa muncul pada deretan karya nasional anak bangsa. Begitupun karya yang sudah sampai pada level nasional harus terus dikolaborasikan agar bisa sampai pada kancah internasional. Agar kelak bisa mengantarkan Indonesia menjadi Indonesia unggul sesuai dengan cita-cita pemerintah.

Karena tidak bisa kita pungkiri bahwa bangsa yang hari ini menjadi “bangsa raksasa” adalah mereka yang karyanya telah menginternasional. Karya bangsanya ada dimana-mana. Sebut saja misalnya UNILEVER milik inggris yang telah menjual produknya ke 190 negara diseluruh dunia. DANONE milik Prancis. NESTLE milik Swiss dan berbagai produk raksasa lainnya.

Jika Indonesia ingin menjadi “bangsa raksasa”, maka secara sadar pemerintah pusat sampai pemerintah daerah harus merangkul karya anak bangsa dan mengkolaborasikannya menjadi karya yang lebih besar.

INDONESIA UNGGUL

Agar Indonesia unggul tidak sekedar menjadi selogan yang terus diteriakkan. Istilah Indonesia unggul ini harus dimulai dari perencanaan yang matang terhadap desaign persiapan SDM yang unggul disemua sisi kehidupan. Indonesia harusnya bisa berdiri sejajar dengan Negara maju lainnya jika dilihat dari sumber daya alamnya. Tapi karena sumber daya manusia Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan Negara maju lainnya. Sehingga sumber daya alam bangsa kita ini belum bisa dinikmati 100% oleh manusia Indonesia. Sumber kekayaan bangsa masih banyak mengalir keluar negeri. Minyak bumi, gas alam, batubara, nikel, emas masih dikelola pihak asing dengan alasan minimnya SDM yang mumpuni dibidang itu. Seakan tidak ada upaya penyiapan SDM yang dilakukan secara sistemik dan massif di negeri ini. Saya sendiri tidak percaya dengan rendahnya kompetensi anak bangsa dalam mengelola sumber daya alam yang ada. Bukankah Tuhan menjamin keseimbangan dalam hidup kita. Artinya jika Tuhan menyiapkan sumber daya alam yang bisa dikelola sebagai sarana kehidupan manusia. Pasti Tuhan juga akan membekali sumber daya manusia dengan segenap potensi yang dibutuhkan. Masalahnya adalah sejauhmana negeri kita, dalam hal ini pemerintah serius mempersiapkan SDM untuk mengelola SDA yang melimpah ruah ini. Kondisi ini harus segera diakhiri jika kita ingin Indonesia menjadi bangsa yang unggul.

Indonesia unggul dalam imajinasi saya adalah Indonesia yang unggul dalam bidang pendidikan, budaya, teknologi, ekonomi, politik dan militer.  Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan SDA dalam negeri untuk mendesign dan mengembangkan SDM yang dibutuhkan negeri ini. Kita bisa memulainya dengan mengerahkan potensi SDA untuk membiayai pendidikan agar kualitas pendidikan mengalami peningkatan secara signifikan. Memperbaiki kualitas pendidikan manuisa Indonesia secara sistemik dan massif adalah permulaan yang tepat untuk mewujudkan Indonesia unggul. Meningkatkan dan mengembangkan SDM sesuai yang dibutuhkan. Lalu mengkolaborasikan karya anak bangsa menjadi karya kolektif akan membawa Indonesia terbang dilangitnya yang lebih tinggi.

Selamat hari Pahlawan nasional 2020!!!

 

 * Penulis adalah Ketua Bidang Kepemudaan DPD PKS Sorong

 


0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post