Manokwari – Pengembangan ekonomi kreatif harus berbasis budaya dan kearifan lokal masyarakat adat Papua. Hal tersebut disampaikan Syaiful Maliki Arief, Anggota DPR PB dari PKS pada saat pertemuan antara komisi 2 DPR Papua Barat dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat di Mansinam Beach , (3/2).
“Semua program
pengembangan ekonomi kreatif harus berbasis budaya dan kearifan lokal adat
Papua,” Ungkap Syaiful.
Anggota dewan sekaligus
Ketua DPW PKS Papua Barat ini menyampaikan agenda dalam pertemuan kedua ini
adalah menyamakan persepsi pengembangan pariwisata dan industri kreatif di
Papua Barat.
“Ini pertemuan yang
kedua kami berdiskusi guna menyamakan persepsi pengembangan pariwisata dan industri
kreatif di Papua Barat,” imbuhnya.
Pada pertemuan
tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Papua Barat, Yusak Wabia,
menjelaskan beberapa program unggulan pengembangan pariwisata dan industri kreatif
tengah dipersiapkan di beberapa titik.
“Pendirian pusat
informasi wisata di kota Sorong, pembangunan pusat seni budaya Papua dan politeknik
pariwisata di Manokwari, serta pengembangan wisata taman bunga di Pegunungan
Arfak, merupakan keunggulan yang coba dikembangkan untuk mendorong industri
pariwisata bangkit lagi di Papua Barat,” jelas Yusak Wabia.
Menanggapi penjelasan Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ppaua Barat, Saiful Maliki menegaskan bahwa dirinya berkomitman untuk mendukung pengembangan budaya asli Papua yang berbasis kearifan Budaya Papua.
“Sebagai orang yang
mempunyai komitmen untuk mengembangkan budaya asli Papua, Saya menyarankan
pengembangan ekonomi kreatif harus berbasis budaya dan kearifan lokal
masyarakat adat Papua. Ekonomi kreatif harus diarahkan untuk mengemas budaya
lokal Papua agar mempunyai nilai jual dan bernilai ekonomi tinggi,”tegas
Syaiful.
Pada kesempatan itu pula, Syaiful menyampaikan aspirasi dari pegiat sosial yang juga anggota PKS Kota Sorong dan telah memberikan pendampingan dan memperjuangkan kelompok usaha kecil yang beranggotakan mama-mama Papua.
“Di Sorong ada Komunitas Mama Noken Papua binaan mas Eko Mas
Lingkungan, yang selama ini membuat dan menjual noken asli hasil rajutan
mama-mama Papua. Mereka berharap dibuatkan sanggar budaya yang dapat dijadikan
pusat kreasi dan outlet untuk menjual noken mereka,” pungkas Syaiful. [Ay]
Post a Comment